Kamis, 31 Januari 2013

Surat-an nisa


Surat An Nisa’
Pada penjelasan Artikel di bawah ini saya akan membahas serta menjelaskan sedikit dari pengertian dan pokok-pokok dari surat An Nisa’, dan di bawah ini merupakan penjelasan ari surat An nisa’ yang diantarany :
Surat An Nisa’ merupakan surat madaniyah karena surat tersenut di turunkan di kota madinah. Surat An Nisa’ terdiri dari 176 ayat. Dinamakan surat An Nisa karena dalam surat ini banyak hal-hal yang dibicarakan berhubungan dengan wanita. Surat lain yang juga membicarakan tentang hal wanita adalah surat At Talaq, dalam hubungan ini biasanya surat An Nisa’ disebut dengan sebutan surat An Nisa’ kubro (surat An Nisa’ besar), sedangkan surat At Talaq disebut dengan sebutan surat An Nisa AS Sughra (surat An Nisa yang kecil).
Diantara dari ayat-ayat surat An Nisa’ juga terdapat pokok-pokok kandungan isi dari surat An Nisa’, yaitu :
Pokok-pokok isi.
1.       Tentang keimanan yang diantaranya syirik (dosa yang palig besar terhadap Allah), akibat dari kekafiran di hari kemudian.
2.       Hukum-hukum : kewajiban para washi dan para wali, hukum tentang poligami, mas kawin (mahar), memakan harta anak yatim dan orang-orang yang tak dapat mengurus hartanya, pokok – pokok hukum warisan, perbuatan-perbuatan keji dan hukumnya, wanita-wanita yang haram untuk dikawini, hukum-hukum apabila mengawini budak wanita, larangan apabila memakan harta secara bathil, hukum syiqaq dan nusyuq, kesucian lahir batin dalam hal melaksanakan Sholat, hukum suaka, hukum membunuh orang islam, shalat kauf, larangan untuk melontakan ucapan-ucapan buruk, dan masalah pusaka kalalah.
3.       Kisah-kisah tentang nabi musa dan para pengikutnya,
4.       Dan lain-lain : asal mula manusia, keharusan untuk menjauhi adat-adat pada zaman jahiliyah dalam perlakuan terhadap wanita, norma-norma bergaul dengan istri, hak seseorang sesuai dengan kewajiban, perlakuan ahli kitab terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepadanya, dasar-dasar dari pemerintahan, cara-cara untuk mengadili perkara, keharusan siap siaga terhadap musuh, sikap-sikap dari oarang munafik dalam menghadapi peperangan, berperang di jalan Allah adalah kewajiban bagi tiap-tiap muallaf, norma dan adab dalam peperangan, cara dalam hal menghadapi orang-orang munafik, derajat orang-orang yang berjihad.
5.       Ketaatan kepada Allah swt dan rasulnya : taat pada Allah dan Rasulnya berpahala surga dan menentang Allah dengan Rasul mendapat balasan siksa neraka.

Demikianlah sedikit info dari penjelasan surat An Nisa’ yang bisa saya jelaskan bagi para pembaca blog, semoga info ini bisa bermanfaat dan bisa memahami isi dari surat An Nisa.
Artikel 3
 Pentafsiran surat An Nisa Ayat 36 tentang silaturahmi.

Di dalam surat An Nisa ayat 36 terdapat kandungan arti yang menjelaskan tentang “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-Nisa`: 36)

Makna dari silaturahmi

Silaturahmi berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata silatu dan rahim. Jadi silatuhrahim artinya adalah menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab. Allah swt melengkapi perintah untuk bersilaturahmi dengan memberikan janji dan ancaman, diantara janji-janji tersebut adalah sebagai berikut :

1.       Surga adalah balasan bagi orang-orang yang menyambung tali silaturahmi.
“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan.”
Hal Ini umum meliputi semua perkara Allah swt dengan memerintahkan untuk menyambungnya, baik berupa iman kepada-nya dan kepada Rasul-nya saw, mencintai-Nya dan mencintai Rasul-Nya saw, taat beribadah kepada-nya semata-mata dan taat kepada Rasul-Nya. Termasuk juga, menyambung kepada bapak dan ibu dengan berbuat baik kepada mereka, dengan perkataan dan perbuatan, tidak durhaka kepada mereka. Juga, menyambung karib kerabat, dengan berbuat baik kepada mereka dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Juga menyambung dengan para istri, teman, dan hamba sahaya, dengan memberikan hak mereka secara sempurna, baik hak-hak duniawi atau agama.” (Tafsir As-Sa’di, hal. 481, cet. Darus Salam).

2.       Shadaqah kepada kerabat berpahala ganda.
Shadaqah kepada orang miskin itu adalah shadaqah. Dan shadaqah kepada kerabat itu dua shadaqah, shadaqah dan penyambung silaturahmi.” (HR.At-tirmidzi no 685.)
3.       Orang yang menyambung silaturahmi akan dilapangkan rizeki dan dipanjangkan umurnya.
“Siapa yang ingin dilapangkan rizeki dan dipanjangkan umurnya, hendakna dia menyambung tali silaturahminya”

Di samping janji-janji, syariat juga melengkapi perintah Allah untuk bersilaturahim dengan ancaman-ancaman keras bagi yang memutuskannya. Di antara ancaman-ancaman tersebut adalah sebagai berikut:


1.       Laknat Allah swt dan ditempatkan ke dalam neraka bagi yang memutuskan tali silaturahmi
Allah swt bersabda dalam surat Ar-Ra’d ayat 25:
 “Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).”
2.       Dijadikan buta dan tuli
Allah swt berfirman:
 “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan silaturahim kalian? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (Muhammad: 22-23)

3.       Orang yang memutuskan tali silatuhrahmi akan segera mendapatkan azab dunia maupun akhirat
Rasulullah saw bersabda:
 “Tidak ada dosa yang pantas untuk disegerakan hukumannya oleh Allah bagi pelakunya di dunia bersamaan dengan (hukuman) yang disimpan untuknya di akhirat, daripada kezaliman dan pemutusan silaturahim.” (HR. Ahmad, 5/36)


Demikian informasi yang saya berikan, dan bahwa betapa pentingnya silaturahmi itu sampai-sampai Allah melaknat bagi siapa yang memutuskan hubungan silaturahmi.

Al-maidah ayat 199-120


Kali ini saya akan menjelaskan pentafsiran surat al maidah ayat 119 dan 120, yang dimana menjelaskan tentang keimanan seseorang dan kebesaran Allah, dalam dalil yang berbunyi :

Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar".  (5: 119)

Pada ayat ini Allah Swt memaparkan jawaban Nabi Isa as yang mengatakan, Yaa Allah! Pengampunan orang-orang yang berbuat dosa di tangan-Mu, dan bila Engkau berkehendak dapat mengampuni dosa-dosa mereka. Allah berfirman, "Pada Hari Kiamat hanya mereka yang berbuat benar dan jujurlah yang diselamatkan dari api neraka. Orang yang benar dan lurus akan memperoleh  surga. Ia akan mendapatkan kedudukan khusus berupa keridhaan Allah.
Ayat ini menjelaskan bahwa selain iman dan amal saleh yang disebutkan sebagai syarat untuk memperoleh keselamatan, dalam ayat-ayat yang lain disebutkan juga mengenai kejujuran dalam beriman dan beramal. Yakni,  iman tidak hanya cukup diucapkan dengan lisan, tetapi juga harus meresap dan kokoh dalam hati. Kemudian selain itu amal saleh juga harus didasari dengan niat yang ikhlas dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, bukan dengan riya, ujub dan berbangga diri.
Karena itulah ayat ini menyinggung suatu poin penting, dimana mereka melaksanakan kewajibannya dalam rangka meraih keridhaan-Nya. Artinya, semua yang telah mereka lakukan hanya mencari keridhaan Allah Swt, bukan mencari pujian masyarakat dan orang lain. Dan sudah barang tentu seseorang yang berumur panjang digunakan untuk mencari keridhaan Allah, maka Allah Swt juga ridha kepada orang tersebut. Inilah kedudukan tertinggi bagi seorang hamba, dimana Tuhannya ridha kepadanya. Ini merupakan kebahagiaan yang besar di duniadan Akhirat.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1.Orang-orang Mukmin yang senantiasa menanggung kesulitan dan jerih payah dalam melaksanakan kejujuran mereka di dunia, namun kejujuran dan kelurusan tersebut merupakan suatu kebahagiaan mereka di akhirat.
2. Keimanan tidak cukup hanya dengan pengakuan, tapi juga harus dilakukan dengan kejujuran.
Dan surat Al Maidah ayat 120 yang berbunyi:
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.  (5: 120)

Ayat terakhir surat al-Maidah ini sangat menarik perhatian umat manusia bahwa betapa agung dan besarnya kekuasaan Allah Swt. Dalam ayat ini Allah Swt berfirman, jangan ada orang yang menyangka bisa keluar dari kekuasaan Allah, sehingga dapat melaksanakan suatu perbuatan tanpa keinginan dan kehendak-Nya. Bila kalian melakukan itu untuk tujuan  dunia, ketahuilah bahwa Allah Swt adalah pemilik alam semesta, dan dunia kalian yang kecil itu. Karena itu bergegaslah menuju ke jalan Allah, dan jadilah hamba-Nya. Karena pertemuan setetes air dengan setetes lainnya dapat menciptakan sebuah lautan, dan dengan menggabungkan diri pada ke-Maha Kuasaan serta ke-Besaran Allah yang tidak terhingga. (IRIB Indonesia)
Demikianlah pentafsiran tentang surat Al Maidah ayat 119 dan 120 yang saya posting kali ini, semoga bisa menjadi manfaat untuk para pengunjung blog ini.
Terima Kasih anda telah membaca postingan tentang penjelasan tentang surat Al Maidah.



Rabu, 30 Januari 2013

Al-maidah -ayat 118


Kali ini saya akan menjelaskan pentafsiran surat al maidah ayat 118, yang dimana menjelaskan tentang kekuasaan Allah terhadap umatnya, dalam dalil yang berbunyi :
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.  (5: 118)
Sebelumnya telah disinggung bahwa Nabi Isa as pada Hari Kiamat melakukan percakapan dengan Allah Swt. Percakapan itu tentang orang-orang yang menjadikannya sejajar dengan Tuhan, bahkan mengangkatnya lebih tinggi dari manusia. Sementara pada kenyataannya beliau sangat membenci perbuatan mereka tersebut dan menganggap perbuatan mereka itu sebagai bertentangan dengan seruan beliau  kepada tauhid.
Pada ayat ini Nabi Isa as memintakan ampunan Allah Swt untuk para pengikut dan umatnya, seraya mengatakan, Yaa Allah! Apabila mereka Engkau siksa, memang itu adalah hak dan balasan mereka. Tetapi Engkau adalah Zat yang lapang dada terhadap mereka, dan apabila Engkau memberi pengampunan atas dosa-dosa mereka, maka dengan taufik dan rahmat-Mu mereka akan menjadi hamba-Mu yang lebih dekat. Karena Engkau Maha Bijaksana dan tidak akan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kebijaksanaan-Mu.
Syafaat para nabi Allah terhadap sekelompok orang dari umat mereka, mengindikasikan kelembutan dan kecintaan para nabi tersebut kepada mereka dan prihati akan kekhilafan yang mereka lakukan. Sudah barang tentu orang yang memperoleh syafaat telah memiliki syarat-syarat tertentu dalam hal ini. Sebagaimana seorang pelajar, walaupun telah berusaha dan bersusah payah, tetapi dia belum bisa memperoleh nilai yang memuaskan. Di sini apabila pelajar itu memiliki kelayakan ia dapat dibantu dan dikatrol oleh gurunya, sehingga pelajar tersebut tidak termasuk murid-murid yang tidak tidak naik kelas.
Orang-orang Mukmin terkadang  juga melakukan dosa. Tetapi apabila memiliki kelayakan untuk mendapatkan syafaat para orang saleh dan auliya Allah, khususnya para nabi, maka memungkinkan bagi mereka untuk bisa masuk ke surga. Karena itu tidak saja Nabi Isa as, tetapi Nabi kita Muhammad Saw juga berdoa untuk umatnya, agar Allah Swt memberi pengampunan kepada para umatnya yang berdosa. Abu Dzar seorang sahabat besar Nabi Saw meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Saw sewaktu membaca ayat ini, mengangkat kedua tangan beliau ke langit diiringi dengan teriakan dan deraian air mata. Beliau  memohonkan ampunan dan syafaat bagi umatnya yang telah melakukan kekhilafan dan dosa.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1.  Siksa atau pahala, azab atau pengampunan semuanya di tangan Allah Swt. Betapa banyak orang yang berbuat dosa, tapi di akhir umurnya berubah dan memilih jalan lurus dan mendapat surga.
2.  Kasih sayang atau kemurkaan Allah Swt itu berdasarkan kebijaksanaan-Nya. Dan Allah tidak pandang bulu dalam memasukkan hamba-Nya ke surga atau neraka.
3.  Para nabi memiliki kedudukan untuk memberi syafaat, dan hal itu diberikan kepada orang-orang yang memiliki kelayakan, bukan diberikan kepada setiap orang yang berbuat dosa dan khilaf.
Demikianlah pentafsiran tentang surat Al Maidah ayat 118 yang saya posting kali ini, semoga bisa menjadi manfaat untuk para pengunjung blog ini.
Terima Kasih anda telah membaca postingan tentang penjelasan tentang surat Al Maidah.

Al-maidah


Surat Al Maidah
Kali ini saya akan menjelaskan tentang pengertian dan isi dari surat al maidah, yang dimana surat al maidah merupakan surat yang kelima di dalam Al Qur’an yang terdiri 120 ayat.
Surat Al Maidah berasal dari bahasa Arab yaitu Al Maidah yang berarti jamuan atau hidangan. Surat Al Maidah merupakan surat yang ke lima di dalam Al Qur’an. Surat Al Maidah terdiri dari 120 ayat dan termasuk golongan surat madaniyah karena surat Al Maidah di turunkan di kota madinah. Sekalipun ada ayat-ayat yang diturunkan di mekkah, namun ayat ini diturunkan sesudah nabi muhammad saw hijrah ke madinah, yaitu pada saat peristiwa haji wada’. Surat ini dinamakan Al Maidah karena memuat kisah pengikut-pengikut setia nabi isa a.s. meminta kepada nabi isa a.s. agar Allah swt menurunkan untuk merka Al Maidah (hidangan makanan) dari langit. Dan dinamaka Al Uqud atau yang berarti perjanjian, karena kata itu terapat pada ayat yang pertama di dalam surat ini, di mana Allah swt menyuruh agar hamba-hambanya memenuhi janjinya terhadap Allah dan perjanjian – perjanjian yang mereka buat sesamanya. Dinamakan juga Al Munqizd atau yang berarti menyelamatkan, karena di akhir surat Al Maidah mengandung kisah nabi isa a.s. penyelamat pengikut – pengikut setianya dari azab Allah swt.

Di bawah ini merupakan pokok-pokok isi dari surat Al Maidah.
Pokok pokok isi
1.       Keimanan: Bantahan terhadap orang-orang yang mempertuhankan Nabi Isa a.s.
2.       Hukum-hukum: keharusan untuk memenuhi perjanjian, hukum melanggar syiar Allah, makanan yang dihalalkan dan di haramkan oleh Allah swt, hukum mengawini, tayamum, mandi, hukum membunuh orang, hukum mengacau dan mengaganggu keamanan, hukum qishaas, hukum melanggar sumpah dan kafaaratnya, hukum binatang waktu ihram, hukum persaksian dalam berwasiat.
3.       Kisah – kisah : kisah nabi musa a.s menyuruh kaumnya memasuki palestine, kisah habil dan qabil, kisah tentang nabi isa a.s.
4.       Dan lain – lain : keharusan dalam bersifat lemah lembut terhadap sesam mukmin bersikap keras terhadap orang-orang kafir, penyepurnaan Agama islam pada zaman nabi uhammad saw, keharusan jujur dan berlaku adil, sikap dalam menghadapi berita – berita bohong akibat pertemanan akrab yang bukan muslim, kutukan Allah terhadap orang – orang yahudi, kewajiban rasul adalah hanya menyampaikan agama, sikap yahudi dan nasrani terhadap orang islam, ka’bah, peringatan Allah supaya meninggalkan kebiasaan arab jahiliyah, larangan – larangan terhadap pernyataan – pernyataan yang mengakibatkan kesempitan dalam agama.
Demikianlah sedikit penjelasan tentang surat Al Maidah yang saya posting kali ini, semoga bisa menjadi manfaat untuk para pengunjung blog ini.
Terima Kasih anda telah membaca postingan tentang penjelasan tentang surat Al Maidah.
Ayat terakhir surat al-Maidah ini sangat menarik perhatian umat manusia bahwa betapa agung dan besarnya kekuasaan Allah Swt. Dalam ayat ini Allah Swt berfirman, jangan ada orang yang menyangka bisa keluar dari kekuasaan Allah, sehingga dapat melaksanakan suatu perbuatan tanpa keinginan dan kehendak-Nya. Bila kalian melakukan itu untuk tujuan  dunia, ketahuilah bahwa Allah Swt adalah pemilik alam semesta, dan dunia kalian yang kecil itu. Karena itu bergegaslah menuju ke jalan Allah, dan jadilah hamba-Nya. Karena pertemuan setetes air dengan setetes lainnya dapat menciptakan sebuah lautan, dan dengan menggabungkan diri pada ke-Maha Kuasaan serta ke-Besaran Allah yang tidak terhingga. (IRIB Indonesia)
Demikianlah pentafsiran tentang surat Al Maidah ayat 119 dan 120 yang saya posting kali ini, semoga bisa menjadi manfaat untuk para pengunjung blog ini.
Terima Kasih anda telah membaca postingan tentang penjelasan tentang surat Al Maidah.

Al baqarah ayat 1-10



Pentafsiran surat Al Baqarah ayat 1-10

Setelah di jelaskan sebagian pendapat tentang Pentafsiran surat Al Baqarah ayat 1-10 di artikel sebelumnya dan dibawah ini saya akan melanjutkan pentafsiran tersebut.
                Setelah mereka adalah orang-orang yang fasih berbahasa Arab, dan mengetahui pila seluk-beluk bahasa Arab itu menurut naluri mereka. Karena diantara mereka itu adalah pujangga-pujangga. Penyair-penyair dan ahli-ahli pidato, namun demikian mereka tidak bisa menjawab tantangan Al Qur’an itu dengan membuat ayat-ayat seperti Al Qur’an. Ada juga di Antara mereka yang memberanikan diri untuk menjawab tantangan Al Qur’an itu, dengan mencoba memuat kalimat-alimat seperti ayat-ayat Al Qur’an itu, tetapi sebelum mereka di tertawakan oleh orang-orang Arab itu. Lebih dahulu merka telah ditertawakan oleh diri mereka sendiri.
                Para mufassir dari golongan ini, yakni yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu disebut oleh Allah pada permulaan beberapa surat dari Al Qur’an untuk menentang bangsa Arab itu, mereka sampai kepada pendapat itu dengan “istiqra” artinya menyelidiki masing-masing sura yang dimulai dengan huruf-huruf abjad itu. Dengan penyeliikan itu mereka berpendapat fakta-fakta sebagai berikut :
1.       Surat-surat yang dimulai dengan huruf-huruf abjad ii adalah surat-surat makiyah (diturunkan di mekkah). Selain dari dua buah surat saja yang madaniyah (diturunkan di madinah), yaitu surat Al Baqarah yang dimulai dengan Alif Lam Mim dan surat Ali Imron yang dimulai dengan Alif Lam Mim juga. Sedang penduduk mekah itulah yang tidak percaya bahwa Al Qur’an itu adalah dari tuhan, dan mereka mendakwahkan bahwa Al Qur’an itu buatan nabi muhammad semata-mata.
2.       Sesudah menyebutkan huruf-huruf abjad itu ditegaskan bahwa Al Qur’an itu diturunkan dari Allah, atau di wahyukan oleh nya. Penegasan itu disebutkan oleh Allah secara langsung atau tidak langsung. Hanya ada 9 surat yang dimulai dengan huruf-huruf abjad itu yang tidak disebutkan sesudahnya penegasan bahwa Al Qur’an itu diturnkan dari Allah.
3.       Huruf-huruf abjad yang disebutkan itu adalah huruh-huruf abjad yang banyak terpakai dalam bahasa Arab.

Dari ketiga fakta yang di dapat, mereka menyimpulkan bahwa huruf-huruf abjad itu di datangkan oleh Allah pada mulanya beberapa surat dari Al Qur’anul karim itu adalah untuk menantang bangsa arab agar membuat ayat-ayat seperti ayat-ayat Al Qur’an itu. Bila mereka tidak percaya bahwa Al Qur’an itu datangnya dari Allah dan mendakwakan bahwa Al Qur’an itu buatan nabi muhammad semata-mata sebagai yang disebutkan di atas.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa para mufassir yang mengatakan bahwa huruf-huruf abjad ini datangnya dari Allah untuk tahaddi (menantang) adalah memakai tariqah (metode) ilmiah, yaitu menyelidiki dari contoh-contoh lalu menyimpulkan dari padanya yang umum. Dan tariqah ini disebut AthlThariqat Al-Istiqra’iiyah (metode induksi).
Ada mufassir yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad ini datangnya dari Allah pada permulaan beberapa surat-surat Al quranul karim untuk menarik perhatian. Memulai pembicaraan dengan huruf-huruf abjad adalah suatu cara yanng belum dikenal oleh bangsa Arab di waktu itu.

Dan demikianlah penafsiran yang bisa saya ceritakan lewat info singkat ini dan semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca di blogger saya ini.


Al Baqarah ayat 1-10


Artikel 3


Sapi betina
Al-baqarah

Pentafsiran surat Al Baqarah ayat 1-10
Sebelumnya saya belum tau apa arti dari surat Al Baqarah, tetapi setelah saya mencari informasi melalui media internet, saya bisa mengetahui pentafsiran surat Al Baqarah dari ayat 1-10 yang di antarannya sebagai berikut :

1.       Alif lam mim
Alif, lam, mim termasuk huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan beberapa surat AlQur’an. Ada dua hal yang perlu dibicarakan tentang huruf-huruf abjad yang disebutkan. Pada permulaanya beberapa dari surat Alquranul karim yaitu apa yang dimaksud dengan huruf ini, dan apa hikmahnya menyebutkan huruf-huruf ini ?
Tentang soal pertama, maka para munafsir berlainan pendapat , yaitu :

1.       Ada yang menyerahkan saja kepada Allah, dengan arti mereka tidak mau menafsirkan huruf-huruf tersebut. Dan mereka berkata “hanya Allah saja yang mengetahui” . mereka menggolongkan huruf-huruf itu kedalam golongan ayat-ayat mutasyabihat.
2.       Ada yang mentafsyirkannya. Mufassirin yang mentafsirkannya dan hal ini berlain pula dengan pendapat mereka, yaitu :
a.       Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah isyarat (keringkasan dari kata-kata), umpamanya Alif Lam Mim. Maka ”Alif” adalah keringkasan dari Allah, “Lam” keringkasan dari jibril, dan “Mim” keringkasan dari muhammad, yang berarti bahwa Al Qur’an itu datangnya dari Allah swt, disampaikan oleh malaikat jibril kepada nabi muhammad saw. Pada Alif Lam Ra, “Alif” keringkasan dari “ana”, “lam” keringkasan dari Allah dan Ra keringkasan dari Ar-Rahman, yang berarti Allah yang maha pemurah.
b.      Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah nama dari surat yang dimulai dengan huruh-huruf tersebut.
c.       Ada yang perpendapat bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad ini adalah huruf abjad itu sendiri. Maka yang dimaksud dengan “ Alif ” adalah Alif, yang dimaksud dengan “ Lam ” adalah Lam, yang dimaksud dengan “Mim” adalah Mim dan begitu seterusnya.
d.      Huruf-huruf abjad itu umtuk menarik perhatian. Menurut para mufassir, huruf abjad itu disebut Allah pada ermulaan beberapa surat dari Alquranul Karim. Hikamhnya adalah untuk membenarkan, dan di bunyikan seperti berikut : Al Qur’an itu diturunkan dalam bahasa Arab, yaitu bahasa kamu sendiri. Yang tersusun dari huruf-huruf abjad, seperti Alif, Lam, Ra, Ka, Ha, Ya, Ain, Shad, Qaf, Tha, Sin dan lain-lainnya. Maka kalau kamu sekalian tidak percaya bahwa Al Qur’an ini datangnya dari Allah dan kamu mendakwakan datangnya dari muhammad, yakni dibuat oleh muhammad sendiri maka cobalah kamu buat ayat-ayat yang seperti ayat Al Qur’an ini. Kalau nabi muhammad dapat membuatnya tentu kamu juga dapat membuatnya.
Maka ada “penantang”, yaitu Allah dan ada yang di tantang, yaitu bahasa Arab dan ada alat penantang yaitu Al Qur’an.

Artikel diatas merupakan sebagian dari pentafsiran beberapa orang tentang Al Qur’an, ingin lebih tau dan kelanjutan dari pentafsiran tersebut, silahkan lihat infonya di Artikel ke 3.

AL-Quran- Sejarah

Sejarah-Al-quran
Al-Quran

Artikel 2 :
Sejarah turunnya al-Qur’an.
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah swt kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril turun. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 6666 ayat, 114 surat dan diturunkan sedikit demi sedikit selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Al Qur’an diturunkan kepada nabi muhammad dengan tiga cara, yang pertama melalui malaikat jibril yang turun dalam wujud manusia dan membacakan ayat-ayat Al Qur’an kepada nabi muhammad,kemudian beliau mengikutinya. Kedua adalah Al Qur’an turun tanpa perantara malaikat jibril, sehingga dengan cara tiba-tiba saja ayat-ayat AlQur’an tersebut muncul dalam pikiran Nabi Muhammad SAW. Dan ketiga Al Qur’an turun dengan didahului terdengarnya suara gemerincing lonceng yang sangat kuat.
Al Qur’an yang diturunkan kemudian diajarkan kepada keluarga dan sahabat-sahabat nabi terlebih dahulu sebelum akhirnya disyiarkan secara terang-terangan kepada masyarakat luas. Pada zaman nabi muhammad Al Qur’an tidak boleh ditulis, melainkan hanya dihafalkan di luar kepala baik oleh nabi muhammad maupun sahabat-sahabatnya. Untuk menjaga kemurnian Al Qur’an setiap malam di bulan Ramadhan malaikat jibril turun ke bumi untuk membacakan ayat-ayat Al Qur’an dan nabi muhammad mendengarkan dengan seksama. Nabi muhammad sendiri melarang penulisan Al Qur’an dalam media apapun.
Ketika memasuki malam yang ke 17 di bulan ramadhan sebagaian kaum muslimin dan masjid-masjid mulai diadakan peringatan turunnya al Qur’an pertama kali disebut dengan malam peringatan Nuzulul Qur’an.
Setelah Nabi Muhammad meninggal dunia, tongkat kepemimpinan islam diberikan kepada khalifah abu bakar As sidiq. Di masa kepemimpinan abu bakar, orang islam yang tipis imannya mulai banyak meninggalkan islam. Mereka meninggalkan semua perintah-perintah Allah seperti shalat, puasa, an zakat. Selain itu pula juga bermunculan nabi-nabi palsu, yaitu orang-orang yang mengaku sebagai penerus nabi muhammad.
Kemudian umar bih khatab memberikan saran kepada abu bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al Qur’an dan menulisnya menjadi satu kitab saja. Pada awalnya ide tersebut di tentang oleh khalifah Abu Bakar, karena menurut beliau nabi muhammad sendiri yang melarang penulisan ayat-ayat suci al Qur’an tersebut. Namun setelah melalui perdebatan dan demi menegakkan agama islam, dan akhirnya abu bakar pun menyetujuinya.
Ayat – ayat suci al-Qur’an tersebut dikumpulkan dan kemudian di tulis ulang oleh zaid bin tsabit. Pada masa khalifah umar bin khatab , kitab suci al-Qur’an hanyaberjumlah lima buah dan di simpan di beberapa tempat yang berbeda antara lain mekkah, basrah, madinah, dan disimpan oleh khalifah sendiri.
Pada era kepemimpinan utsman bin affan, beliau berhasil menaklukan syiria yang terlebih dahulu sudah mengenal kertas sebagai media menulis. Teknologi baru ini pun kemudian di manfaatkan untuk memperbanyak kitab suci Al Qur’an . dan sekarang semua orang sudah bisa membaca , mengkaji, dan memperdalam al Qur’an dimanapun dan kapanpun. Pada zaman sekarang Al Qur’an diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan tentu saja tetap menuliskan ayat-ayat asli Al Qur’an yang masih berbahasa arab , sehingga kemurniaan Al Qur’an insyaallah masih tetap terjaga sampai sekarang. Terjemahan dalam Al Qur’an semata-mata hanya untuk mempermudah umat islam untuk mempelajarinya.


Al-qur'an -pengertian


Artikel 1
Al-Qur’an

Al-quran

Al-Qur’an adalah kitab suci agama islam. Al-Qur’an merupakan puncak wahyu Allah yang di peruntukan bagi umat manusia yang bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril. Nabi muhammad menerima wahyu pertama yang sebagaimana terdapat dalam surat Al-alaq ayat 1-5.
Al-Qur’an adalah mukjizat abadi yang terjaga dari mulai sejak ada pada saat diturunkan hingga hari kiamat. Menurut bahasa Al-qur’an dapat diartikanal-jam’u (mengumpulkan) dan adh-Dhommu (menghimpun). Dinamai Al-Qur’an karena terdiri dari kumpulan kisah, perintah, larangan, peringatan, janji, ayat, surat-surat satu dengan yang lainnya.
Secara istilah Al-Qur’an adalah (1) kalamullah (perkataan Allah), (2) yang diturunkan kepada nabi muhammad SAW, (3) tertulis dalam mashohif (lembaran-lembaran), (4) al-manquul bit tawatiir, (5) membacanya adalah ibadah, (6) merupakan mukjizat walaupun satu surat.
Dan dari istilah di atas, Al-Qur’an dapat didefinisikan sebagai berikut :
1.       Kalamullah
Kenapa disebut dengan kalamullah ? karena yang termaktub dalam al-Qur’an hanya ada firman Allah dan perkataan Allah. Kata kalam di ambil dari bahasa arab yang berarti perkataan. Setiap orang mempunyai perkataan tapi bukan dari al-Qur’an. Penyandaran kepada Allah “kalamullah” menunjukkan secara khusus sebagai firman Allah, bukan kalam, jin, manusia, atau malaikat.
2.       Yang diturunkan kepada nabi muhammad SAW
Allah menurunkan kitab-kitab lain kepada nabi-nabi sebelum Rasulullah. Kitab taurat yang diturunkan kepada nabi musa, kitab zabur yang diturunkan nabi daud, kitab injil yang diturunkan kepada nabi isa. Tetapi kitab-kitab ini tidak diberi nama al-Qur’an, karena al-Qur’anhanya diturunkan kepada nabi muhammad SAW dan tidak pernah di turunkan kepada nabi-nabi sebelumnya.
3.       Tertulis dalam mashohif (lembaran-lembaran)
Mashohif adalah keistimewaan al-Qur’an ditulis dalam lembaran, dan terjaga dengan lembaran-lembran itu dari masa Rasulullah SAW.
4.       Al-manquul bit tawatiir
al-manquul bit tawatiir adalah al-Qur’an yang disampaikan kepada umat manusiasecara mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang) sehingga terpelihara keasliannya.
5.       Membacanya adalah ibadah
Membaca al-Qur’an adalah sebagian dari ibadah, dan tidak seperti hadits atau bacaan lainnya. Dan yang Membaca al-Qur’an mendapatkan kebaikan berlipat ganda, walaupun bukan dalam sholat .
Dan Rasullulah bersabda : “barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah, baginya satu kebaikan. Satu kebaikan dibalas dengn sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan Alif lam mim sebagai satu huruf, tetapi Alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. tirmidzi)
6.       Merupakan mukjizat walaupun hanya satu surat.
Bukanlah hal yang diragukan lagi kalau al-qur’an merupakan mukjizat terbesar sepanjang masa dan diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Bila kita lihat keindahan bahasa yang digunakan, tidak ada kitab lain yang bisa menandinginya. Dan hal itupun terbukti dengan islamnya ummar bin khattab yang ketika mendengar adiknya membaca ayat-ayat suci al-Qur’an. Semua yang terkandung dalam al-Qur’an adalah mukjizat, kalimat dan surat-suratnya, walaupun itu surat terpendek dalamal-Qur’an.