Kali ini saya akan
menjelaskan pentafsiran surat al maidah ayat 118, yang dimana menjelaskan
tentang kekuasaan Allah terhadap umatnya, dalam dalil yang berbunyi :
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah
hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (5: 118)Sebelumnya telah disinggung bahwa Nabi Isa as pada Hari Kiamat melakukan percakapan dengan Allah Swt. Percakapan itu tentang orang-orang yang menjadikannya sejajar dengan Tuhan, bahkan mengangkatnya lebih tinggi dari manusia. Sementara pada kenyataannya beliau sangat membenci perbuatan mereka tersebut dan menganggap perbuatan mereka itu sebagai bertentangan dengan seruan beliau kepada tauhid.
Pada ayat ini Nabi Isa as memintakan ampunan Allah Swt untuk para pengikut dan umatnya, seraya mengatakan, Yaa Allah! Apabila mereka Engkau siksa, memang itu adalah hak dan balasan mereka. Tetapi Engkau adalah Zat yang lapang dada terhadap mereka, dan apabila Engkau memberi pengampunan atas dosa-dosa mereka, maka dengan taufik dan rahmat-Mu mereka akan menjadi hamba-Mu yang lebih dekat. Karena Engkau Maha Bijaksana dan tidak akan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kebijaksanaan-Mu.
Syafaat para nabi Allah terhadap sekelompok orang dari umat mereka, mengindikasikan kelembutan dan kecintaan para nabi tersebut kepada mereka dan prihati akan kekhilafan yang mereka lakukan. Sudah barang tentu orang yang memperoleh syafaat telah memiliki syarat-syarat tertentu dalam hal ini. Sebagaimana seorang pelajar, walaupun telah berusaha dan bersusah payah, tetapi dia belum bisa memperoleh nilai yang memuaskan. Di sini apabila pelajar itu memiliki kelayakan ia dapat dibantu dan dikatrol oleh gurunya, sehingga pelajar tersebut tidak termasuk murid-murid yang tidak tidak naik kelas.
Orang-orang Mukmin terkadang juga melakukan dosa. Tetapi apabila memiliki kelayakan untuk mendapatkan syafaat para orang saleh dan auliya Allah, khususnya para nabi, maka memungkinkan bagi mereka untuk bisa masuk ke surga. Karena itu tidak saja Nabi Isa as, tetapi Nabi kita Muhammad Saw juga berdoa untuk umatnya, agar Allah Swt memberi pengampunan kepada para umatnya yang berdosa. Abu Dzar seorang sahabat besar Nabi Saw meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Saw sewaktu membaca ayat ini, mengangkat kedua tangan beliau ke langit diiringi dengan teriakan dan deraian air mata. Beliau memohonkan ampunan dan syafaat bagi umatnya yang telah melakukan kekhilafan dan dosa.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Siksa atau pahala, azab atau pengampunan semuanya di tangan Allah Swt. Betapa banyak orang yang berbuat dosa, tapi di akhir umurnya berubah dan memilih jalan lurus dan mendapat surga.
2. Kasih sayang atau kemurkaan Allah Swt itu berdasarkan kebijaksanaan-Nya. Dan Allah tidak pandang bulu dalam memasukkan hamba-Nya ke surga atau neraka.
3. Para nabi memiliki kedudukan untuk memberi syafaat, dan hal itu diberikan kepada orang-orang yang memiliki kelayakan, bukan diberikan kepada setiap orang yang berbuat dosa dan khilaf.
Demikianlah pentafsiran tentang surat Al Maidah ayat 118 yang
saya posting kali ini, semoga bisa menjadi manfaat untuk para pengunjung blog
ini.
Terima Kasih anda telah membaca postingan
tentang penjelasan tentang surat Al
Maidah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar