Al-Quran |
Artikel 2 :
Sejarah turunnya al-Qur’an.
Al-Qur’an diturunkan oleh
Allah swt kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril turun.
Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 6666 ayat, 114 surat dan diturunkan sedikit demi
sedikit selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Al Qur’an diturunkan kepada
nabi muhammad dengan tiga cara, yang pertama melalui malaikat jibril yang turun
dalam wujud manusia dan membacakan ayat-ayat Al Qur’an kepada nabi
muhammad,kemudian beliau mengikutinya. Kedua adalah Al Qur’an turun tanpa
perantara malaikat jibril, sehingga dengan cara tiba-tiba saja ayat-ayat AlQur’an tersebut muncul dalam pikiran Nabi Muhammad SAW. Dan ketiga Al Qur’an
turun dengan didahului terdengarnya suara gemerincing lonceng yang sangat kuat.
Al Qur’an yang diturunkan
kemudian diajarkan kepada keluarga dan sahabat-sahabat nabi terlebih dahulu
sebelum akhirnya disyiarkan secara terang-terangan kepada masyarakat luas. Pada
zaman nabi muhammad Al Qur’an tidak boleh ditulis, melainkan hanya dihafalkan
di luar kepala baik oleh nabi muhammad maupun sahabat-sahabatnya. Untuk menjaga
kemurnian Al Qur’an setiap malam di bulan Ramadhan malaikat jibril turun ke
bumi untuk membacakan ayat-ayat Al Qur’an dan nabi muhammad mendengarkan dengan
seksama. Nabi muhammad sendiri melarang penulisan Al Qur’an dalam media apapun.
Ketika memasuki malam
yang ke 17 di bulan ramadhan sebagaian kaum muslimin dan masjid-masjid mulai
diadakan peringatan turunnya al Qur’an pertama kali disebut dengan malam
peringatan Nuzulul Qur’an.
Setelah Nabi Muhammad
meninggal dunia, tongkat kepemimpinan islam diberikan kepada khalifah abu bakar
As sidiq. Di masa kepemimpinan abu bakar, orang islam yang tipis imannya mulai
banyak meninggalkan islam. Mereka meninggalkan semua perintah-perintah Allah seperti
shalat, puasa, an zakat. Selain itu pula juga bermunculan nabi-nabi palsu,
yaitu orang-orang yang mengaku sebagai penerus nabi muhammad.
Kemudian umar bih khatab
memberikan saran kepada abu bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al Qur’an dan
menulisnya menjadi satu kitab saja. Pada awalnya ide tersebut di tentang oleh
khalifah Abu Bakar, karena menurut beliau nabi muhammad sendiri yang melarang
penulisan ayat-ayat suci al Qur’an tersebut. Namun setelah melalui perdebatan
dan demi menegakkan agama islam, dan akhirnya abu bakar pun menyetujuinya.
Ayat – ayat suci
al-Qur’an tersebut dikumpulkan dan kemudian di tulis ulang oleh zaid bin
tsabit. Pada masa khalifah umar bin khatab , kitab suci al-Qur’an
hanyaberjumlah lima buah dan di simpan di beberapa tempat yang berbeda antara
lain mekkah, basrah, madinah, dan disimpan oleh khalifah sendiri.
Pada era kepemimpinan
utsman bin affan, beliau berhasil menaklukan syiria yang terlebih dahulu sudah
mengenal kertas sebagai media menulis. Teknologi baru ini pun kemudian di
manfaatkan untuk memperbanyak kitab suci Al Qur’an . dan sekarang semua orang
sudah bisa membaca , mengkaji, dan memperdalam al Qur’an dimanapun dan
kapanpun. Pada zaman sekarang Al Qur’an diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa
dan tentu saja tetap menuliskan ayat-ayat asli Al Qur’an yang masih berbahasa
arab , sehingga kemurniaan Al Qur’an insyaallah masih tetap terjaga sampai
sekarang. Terjemahan dalam Al Qur’an semata-mata hanya untuk mempermudah umat
islam untuk mempelajarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar